Sejarah Program Studi Manajemen Logistik
Perjalanan Menuju Pengakuan Resmi
Program Studi S1 Manajemen Logistik berada di bawah naungan Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia (STIMLOG). Pada awal pendiriannya, perjuangan terbesar bukan hanya membangun gedung atau merekrut dosen, melainkan mengukuhkan Logistik sebagai bidang ilmu yang diakui secara resmi oleh pemerintah. Saat itu, Logistik belum masuk dalam nomenklatur resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dikti) sebagai program studi.
Presiden Republik Indonesia menandatangani Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Dokumen ini memuat amanat agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta kementerian terkait mendukung pendirian institusi pendidikan di bidang logistik dan rantai pasok.
Rancangan pengakuan Logistik sebagai cabang ilmu dikirim kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak M. Hatta Rajasa.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Bapak Djoko Santoso secara resmi membalas surat tersebut dengan pernyataan penting: “Mengakui dan menetapkan bahwa Logistik merupakan salah satu bidang ilmu dan dapat menjadi program studi dalam rumpun ilmu terapan” (rumpun ke-6 dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012).
Rumpun ilmu terapan mencakup disiplin yang mengkaji aplikasi ilmu bagi kehidupan manusia, seperti bisnis, teknik, transportasi, administrasi publik, dan kini — logistik.
Setelah memenuhi seluruh persyaratan akademik dan administratif, serta mendapat dukungan penuh dari YPBPI dan Tim Sislognas Kementerian Perekonomian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan Surat Keputusan Nomor: 275/E/O/2013 tentang Izin Operasional STIMLOG.
Sejak saat itu, Program Studi S1 Manajemen Logistik secara resmi beroperasi dan membuka Tahun Akademik perdana sebagai pelopor pendidikan logistik tingkat tinggi di Indonesia.
Perjalanan ini bukan sekadar pendirian kampus, namun sebuah perjuangan intelektual dan institusional untuk menempatkan logistik sebagai tulang punggung ekonomi nasional — sekaligus fondasi bagi lulusan yang profesional, adaptif, dan berdampak global.